Pentingnya peningkatan produktivitas pertanian untuk menjamin kecukupan pangan penduduk yang semakin meningkat pertumbuhannya, saat ini sangatlah nyata. Walaupun untuk saat ini kebutuhan pangan dunia masih terpenuhi karena total produksi pangan masih cukup tinggi. Namun untuk beberapa dekade ke depan, kebutuhan pangan juga semakin besar, dan di satu sisi lahan pertanian semakin menyempit, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia diperlukan suatu tindakan intensifikasi di bidang pertanian. Untuk melakukan pengelolaan lahan pertanian, seorang pengusaha di bidang pertanian harus memahami konsep kesuburan, kesehatan, dan kualitas tanah agar hasil pengelolaan yang diperoleh memberikan produktivitas dalam jangka waktu lama dengan meminimalisasi dampaknya terhadap kesehatan lingkungan.
Kalau
kita meninjau ulang definisi kesuburan tanah yang telah banyak dipahami oleh
para pemerhati di bidang pertanian, bahwa kesuburan
tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara, air, dan udara yang
seimbang bagi pertumbuhan tanaman. Konsep ini harus kita kaji lagi tentang bagaimana
tanah dapat menyediakan unsur hara, air, dan udara tersebut dalam kondisi yang
optimum di lapangan. Karena kenyataan di
lapangan, jarang sekali dijumpai tanah yang benar-benar mampu menyediakan
ketiga bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman tersebut dalam kondisi
optimum, apabila kita sebagai pengelola tidak berperan serta dalam mengupayakan
kondisi optimum tersebut.
Air dan udara disediakan dari atmosfer dan
masuk ke dalam tanah dan disimpan di dalam ruang pori tanah untuk digunakan
oleh tanaman. Tanah adalah gudang unsur
hara yang disimpan dalam berbagai
bentuk, sebagian tersedia bagia tanaman dan sebagian yang lain kurang dan tidak
tersedia. Konsep kesuburan tanah tidak
hanya termasuk kuantitas unsur hara, air dan udara yang dapat disediakan oleh
tanah untuk tanaman, tetapi juga bagaimana bahan-bahan tersebut terjaga dari
segala proses kehilangan seperti, evaporasi untuk air, penjenuhan untuk udara
dan pencucian untuk unsur hara, serta bagaimana ketersediaannya dan mudah
tidaknya akar tanaman menggunakannya.
Kemampuan
tanah sebagai habitat tanaman dan menghasilkan bahan yang dapat dipanen sangat
ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah.
Kesuburan tanah pertanian diukur berdasarkan hasil tanaman (berat kering
ton/ha) dan kualitas (kandungan gula, pati, protein dan vitamin) yang
variasinya direkam dari tahun ke tahun.
Pada prinsipnya tanah yang subur adalah tanah yang secara konsisten
memberikan hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Namun tanah yang subur dengan kriteria
tersebut saat ini tidak ditemukan lagi akibat degradasi tanah. Oleh karena itu,
definisi tanah yang subur bergeser
menjadi tanah yang bila dilakukan penambahan pupuk atau bahan perbaikan tanah
lainnya, akan terjadi respons tanaman dalam bentuk peningkatan hasil yang cukup
tinggi.
Tingkat
kesuburan tanah ditentukan oleh sifat-sifat tanah yang terdiri dari sifat
fisik, kimia, dan biologi. Berdasarkan atas
kombinasi kriteria sifat-sifat tanah tersebut maka terdapat berbagai kondisi
kesuburan tanah. Kondisi kesuburan
tanah yang ideal akan dicapai apabila
ketiga sifat tanah tersebut dalam
keadaan optimum. Optimalisasi ketiga
sifat tanah dapat dilakukan dengan tindakan pengelolaan yang tepat yang
bertujuan menghasilkan produksi tanaman yang maksimum dengan tindakan dan biaya
pengelolaan yang efisien. Oleh karena
itu, pengelolaan tanah merupakan salah satu komponen produksi selain faktor
tanah, tanama, dan iklim.
Tanah
yang subur sangat diperlukan pada lahan-lahan pertanian karena tanaman sebagai
penghasil pangan, serat dan bahan bakar tumbuh di atas tanah dan sebagian
besar kebutuhannya dipenuhi dari dalam
tanah. Berbagai kebutuhan tanaman yang
disediakan oleh tanah adalah (1) sebagai tempat bertautnya akar tanaman; (2)
sebagai penyedia air; (3) sebagai penyedia udara utamanya oksigen; (4) sebagai
penyedia unsur hara ; (5) sebagai penyangga terhadap perubahan-perubahan
temperatur dan pH. Namun jarang sekali
tanah-tanah pertanian yang memberikan kondisi ideal bagi pertumbuhan tanaman,
sehingga diperlukan suatu tindakan perbaikan tanah untuk memberikan media
tumbuh yang baik bagi tanaman, yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang
maksimal.
Kesehatan tanah seringkali diidentikkan
dengan kualitas tanah. Konsep
kualitas tanah berhubungan erat dengan upaya-upaya menciptakan sistem pertanian
berkelanjutan (Youngberge, 1992; Parr, et al., 1992; Warkentin, 1995 dalam Wander, et al., 2002). Definisi kualitas tanah yang telah banyak dipahami ditekankan pada
kapasitas tanah dalam memberikan pelayanan produksi tanaman dan hewan serta
transport dan pengaturan bahan ( air dan senyawa lainnya) yang ada atau yang
ditambahkan ke dalam tanah (Doran dan Parkin, 1994). Menurut Larson dan Pierce (1994), kualitas
tanah merupakan gabungan gambaran kondisi spesifik tanah yang difungsikan bagi
penggunaan spesifik. Selanjutnya Karlen,
et al. (1998) mendefinisikan kualitas
tanah adalah kapasitas tanah dalam mempertahankan fungsinya di dalam
ekosistem untuk menjaga kelangsungan produktivitas
alami, menjaga kualitas lingkungan dan mendukung kesehatan tanaman dan hewan,
mempertahankan atau meningkatkan kualitas air dan udara dan mendukung kesehatan
manusia dan tempat tinggalnya. Dengan
demikian, kualitas tanah mencakup dua hal penting yaitu (1) kekayaan yang ada di dalam tanah dan (2)
kedinamisan alamiah tanah yang dipengaruhi oleh pemanfaatan tanah yang
dilakukan oleh manusia dan tindakan pengelolaan yang dilakukan. Berkaitan dengan kekayaan tanah, sebuah tanah
adalah hasil dari pengaruh faktor-faktor pembentuk tanah seperti bahan induk,
iklim, topografi, vegetasi dalam kurun waktu tertentu. Tiap-tiap tanah memiliki kapasitas alami
(bawaan) untuk melakukan fungsinya dalam ekosistem sebagai contoh beberapa
tanah dapat dimanfaatkan dalam tingkat yang lebih tinggi dibandingkan tanah
yang lain. Perbedaan inherent tanah muncul karena pengaruh perbedaan faktor
pembentuk tanah yaitu iklim, bahan
induk, topografi, dan biota (vegatasi dan organisme yang hidup dalam tanah)
serta waktu geologi seluruh aktivitas faktor pembentuk tanah tersebut. Pemahaman ini berguna untuk membandingkan
kemampuan satu tanah dengan tanah yang lain dan sering digunakan untuk
mengevaluasi manfaat atau ketahanan tanah untuk suatu penggunaan yang spesifik.
Sudut
pandang yang kedua kualitas tanah berhubungan dengan kedinamisan alamiah tanah
oleh penggunaan manusia dan pengelolaan yang telah dilakukan. Pandangan ini sering mengacu pada kesehatan
tanah untuk menilai kualitas tanah.
Penilaian kedinamisan alamiah tanah diperlukan sebuah acuan atau nilai baseline dalam menilai kualitas
tanah. Penilaian terhadap kualitas tanah
akan dijelaskan dalam bab tersendiri.
Dengan demikian apabila kita simpulkan tanah yang sehat adalah tanah yang memiliki kualitas yang baik dengan kondisi
yang sesuai dengan lingkungan alami dan memiliki ciri-ciri : (1) Ekosistem
tanah seimbang, (2) Aktifitas mikroorganisme tinggi, (3) Mikroorganisme patogen
rendah, dan (4) Terjadi proses daur ulang unsur hara.
Aplikasi
kualitas tanah akan mendapat tantangan dari berbagai aspek, antara lain aspek
lingkungan, tekanan sosial, dan aspek ekonomi dari pilihan pengelolaan dalam
skala fisik dan waktu yang besar di
tingkat petani dimana kunci pengelolaan tanah telah diputuskan. Oleh karena itu langkah awal aplikasi kualitas tanah di lapangan diperlukan
integritas antara para peneliti dan praktisi dalam menerapkan praktek
pengelolaan tanah yang tepat agar sistem pertanian berkelanjutan dapat
terwujud. Untuk memahami konsep
kesuburan, kesehatan dan kualitas tanah dalam rangka menciptakan produktivitas
pertanian yang berkelanjutan diperlukan pemahaman mendasar tentang berbagai
aspek yang berhubungan dengan tanah, tanaman dan lingkungan. Dalam buku ini yang banyak dibahas dari aspek
tanah. Aspek tanaman hanya dibahas
secara singkat pada sub bab di bawah ini.
Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
ReplyDeleteSekalian Mohon ijin ya numpang iklan promosi Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.