Manfaat Bakteri Escherichia coli (E. coli) Dalam Bidang Energi

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.


E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar.

Klasifikasi ilmiah
Domain: Bacteria
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gammaproteobacteria
Ordo: Enterobacteriales
Famili: Enterobacteriaceae
Genus: Escherichia
Spesies: E. coli
Nama binomial
Escherichia coli

Manfaat dalam teknologi energi masa depan

PARA ilmuwan dari University Exeter menemukan bahwa bakteri E.coli mampu memproduksi bahan bakar.

Para peneliti merekayasa genetik bakteri E. coli untuk mengubah gula menjadi minyak yang hampir identik dengan diesel konvensional. Jika jumlah produksi ditingkatkan, bahan bakar sintetis ini bisa menjadi alternatif untuk bahan bakar fosil. Studi ini diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences .

Profesor John Love, seorang ahli biologi sintetis dari University of Exeter, mengatakan, daripada membuat bahan bakar pengganti seperti beberapa biofuel, pihaknya telah membuat bahan bakar fosil pengganti. 
"Bahan bakar ini akan menjadi bagian lain dari rantai produksi bahan bakar," ujar John Love. Untuk membuat bahan bakar, para peneliti didanai oleh perusahaan minyak Shell dan Bioteknology and Biological Sciences Research Council.

Bakteri E. coli yang biasanya memakan gula dan kemudian mengubahnya menjadi lemak. Dengan menggunakan biologi sintetik, tim peneliti mengubah mekanisme sel bakteri sehingga gula diubah menjadi molekul bahan bakar sintetis sebagai gantinya. Dengan mengubah gen bakteri, mereka mampu mengubah ‘bug’ menjadi ‘pabrik penghasil bahan bakar’. Namun, E. coli tidak membuat banyak bahan bakar alkana.

Bensin dan solar melepaskan karbon dioksida yang membahayakan kesehatan, biofuel dikatakan netral karbon karena mereka melepaskan banyak CO2 ke atmosfer yang akan diserap oleh tanaman. Profesor Love mengatakan bahwa proses pembuatan bahan bakar bakteri ini akan membutuhkan sekitar 100 liter bakteri untuk menghasilkan satu sendok teh tunggal bahan bakar. “Butuh sekitar tiga sampai lima tahun untuk memastikan apakah bahan bakar dari bakteri E.coli ini layak di lempar ke pasaran," katanya.

No comments:

Post a Comment