PENDAHULUAN.
Kebutuhan pangan dunia dan kebutuhan energy dunia
kini dan kedepan akan terus bersaing, dan dari kedua kebutuhan utama tersebut
semua bertopang pada produk pertanian. Hal ini di karenakan bahwa menipisnya
cadangan minyak dan biogas dunia yang tidak dapat di perbaharui. Dan demi
keberlanjutan untuk pemenuhan kebutuhan energy tersebut, manusia beralih dan
mulai memusatkan pada sector pertanian sebagai media untuk menanggulangi
kekurangan energy.
Banyak temuan
yang telah dilakukan oleh para peneliti bahwah terdapat produk – produk
tertentu dalam bidang pertanian yang dapat menggantikan cadangan minyak bumi,
diantaranya kelapa sawit, jarak, dll. walaupun dalam beberapa hal, temuan –
temuan yang lain juga berlanjut mulai dari penemuan dan pemanfaatan gas metan dari
sisa pembuangan atau limbah organic dari mahluk hidup. Namun khususnya, minyak
sebagai kebetuhan energy harus dan mungkin tidak dapat di elakkan lagi
pemenuhannya melalui produk pertanian.
Dari permasalahan
kebutuhan energy tersebut, maka cendrung akan menimbulkan permasalahan baru
yaitu tentang ekosistem. Keseimbangan ekosistem
sangat penting dalam keberlanjutan kehidupan. Permasalahannya adalah,
perluasan lahan pertanian yang di iringi dengan perluasan pemukiman penduduk.
Hal ini dapat di pastikan karena pemanuhan kebutuhan energy kedepannya akan
membutuhkan lahan yang luas agar keseimbangan pangan dan energy terpenuhi.
Namun masih ada ekosistem lagi yang terancam yaitu ekosistem hutan. Hal ini di
karenakan oleh semakin luasnya pemukiman dan lahan pertanian yang di butuhkan.
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN.
Perkebunan kelapa
sawit merupakan perkebunan yang memiliki peluang besar kedepannya, Baik dalam
bidang pangan maupun energy. Oleh karena itu kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) untuk masa depan akan
sangat besar. selain perluasan lahan yang di gunakan sebagai perkebunan kelapa
sawit yang terus meluas dan berkembang, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berperan
sebagai pengolahan pertama pada hasil perkebunan sawit yang berupa CPO (Crude Palm Oil) juga sangat penting di
kembangkan untuk mengimbangi antara hasil perkebunan dengan pengolahan CPO,
agar tidak terjadi overload di setiap pabrik.
PKS merupakan
pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude
Palm Oil). Proses pengolahan yang dilakukan yaitu mulai dari proses
perebusan, penggilingan, penyaringan dan pemurnian CPO serta pemisahan kernel
(inti) dari buah, penyaringan dan pemisahan inti buah, dan pemisahan limbah
baik limbah cair dan limbah padat yang berupa cangkang dan serat juga janjang
buah (TKKS).
Dalam hal ini,
perusahaan ini berjalan dalam bidang pengolahan bahan mantah yang berupa hasil
perkebunan menjadi produk setengah matang yang berupa minyak mentah (CPO).
PROFIL PERUSAHAAN.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan pabrik yang
berperan sebagai pengolah bahan mentah sawit menjadi minyak mentah (CPO). Dalam
proses pembangunan pabrik ini memerlukan beberapa kebutuhan utama yaitu di
antaranya :
1.
Lahan.
2.
Bangunan.
3.
Mesin pengolahan.
4.
Mesin pengolah limbah.
5.
Mesin penyaringan.
6.
Mesin pemisahan.
7.
Timbangan (tonase).
8.
Trasportasi.
9.
Tangki minyak mentah (CPO).
10.
Waduk air.
11.
Waduk limbah.
A. LAHAN DAN BANGUNAN.
Lahan merupakan
factor utama dalam pembuatan proyek perusahaan. Penempatan dan pendirian
parusaan haruslah terletak dalam letak yang mudah di jangkau dan dan di lalui
oleh trasportasi. Dan tentunya untuk perusahaan
pabrik penempatan dilakukan jauh dari pemukiman besar penduduk.
Untuk
mendirikan proyek ini kebutuhan lahan sangat berkaitan dengan besar kecilnya
hasil produksi. Oleh karena itu di butuhkan lahan seluas ±13 Ha lahan.
Lahan tersebut di bagi
atas beberapa kebutuhan di antaranya :
No
|
Luas
(Ha)
|
kebutuhan
|
1
|
2
|
Bangunan pabrik
|
2
|
1
|
Bangunan kantor perumahan
|
3
|
2
|
waduk air
|
4
|
5
|
waduk limbah cair
|
5
|
1
|
Penampungan limbah padat cangkang
|
6
|
0.2
|
Penampungan limbah padat janjang buah
|
7
|
1
|
Pengelohan limbah cair
|
8
|
0.2
|
Penampungan sawit.
|
9
|
0,5
|
Gudang, prkir, dll
|
a. Spesifikasi mesin produksi
1. Stasiun penerimaan TBS.
1 (satu) unit timbangan, jembatan
timbangan (weighbridge) buatan USA dengan kapasitas 30.000 kg menggunakan empat
load cell, perlu disediakan dan dipasang di kantor. Loading Ramp (tempat
penimbun) dengan 9 pintu dan digerakkan secara hydraulic buatan USA dengan
kapasitas + 12,5 ton TBS per pintu dipasang di ujung bangunan.
2. Stasiun rebusan (sterilizer).
2 (dua) unit sterilizer dengan ukuran
diameter 2700 mm, dengan panjang + 22.000 mm yang memuat 9 lorry sekali
merebus termasuk yang akan kami laksanakan. Lorry (fruit cages) mempunyai
kapasitas 5 ton TBS dan jumlah lorry yang kami usulkan 54 unit dengan memakai
“bronze bushing” dan Roller Bearing. Sterilizer akan dioperasikan secara
automatic. Dengan system automatic bisa melaksanakan perebusan “triple peak” yang
kebanyakan dilaksanakan di pabrik-pabrik minyak kelapa sawit di Sumatera Utara.
3. Stasiun
Penebah (Threshing Station)
1 (satu) unit Hoisting Crane buatan
Germany/USA yang dioperasikan di atas lantai Marshalling Yard dengan ketinggian
+ 7 m. Fruit Cages (lorry) hanya diangkat ± 50 cm diatas lantai jadi
jauh lebih safety dari pada hoisting crane yang tingginya 14,5 m. 1 (satu) unit
Bunch Conveyor dan 1 (satu) unit mesin penebah (Thresher) diperlukan dalam
stasiun ini.
4. Stasiun
Kempa (Pressing Station)
2 (dua) unit Kempa (Screw Press) dengan
kapasitas 15 ton TBS/jam, buatan Malaysia atau bisa juga buatan local Medan
yang akan digunakan. Berikut dengan 2 (dua) unit mesin pelumat (Digester)
dengan kapasitas 3500 L.
5. Stasiun
Pemurni (Clarification Station)
3 (tiga) unit mesin Sludge Centrifuge
buatan Malaysia dan 2 (dua) unit mesin Purifier dan 1 (satu) unit mesin
pengering Vacuum Dryer buatan Malaysia merupakan mesin-mesin yang kami pasang,
termasuk perlengkapannya, seperti pompa vakum, pompa transfer dan lain-lain.
Pemurnian secara terus-menerus (continue) termasuk dalam system ini, dan kami
gunakan Integrated 5 in 1 Tank (seperti design kami yang terbaru).
Dalam system ini 5 (lima) unit tangki
dijadikan satu atau istilahnya “Five in One”, yaitu :
1. Continuous
Settling Tank (C.S.T)
2. Sludge
Oil Tank (S.O.T)
3. Hot
Water Tank (H.W.T)
4. Pure
Oil Tank (P.O.T)
5. Sludge
Drain Tank (S.D.T)
Sebenarnya ini hanya bertujuan untuk
penghematan pemakaian Raw Material & Machinery. Dalam hal ini kita bisa
menghemat lebih dari Rp 1,2,- M dibandingkan memakai peralatan Sludge Separator
buatan Germany/USA apalagi memakai Decanter. Decanter saat ini harga sekitar
Rp. 1,5,- M dan untuk pabrik kapasitas 30 – 60 ton perlu 2 (dua) Decanter atau
harganya sudah Rp. 3,- M.
6. Stasiun
Kernel (Kernel Recovery Plant)
Cracked mixture akan diproses dengan
memakai proses kering yaitu “Dry Separation Coloumn”. Pada kolom pertama, yang
dikerjakan yaitu kernel utuh dikirim langsung ke kernel silo dan pada kolom
yang kedua yaitu kernel dan sebagian cangkang (shell) akan dikirim ke
hydrocyclone untuk pemisahan selanjutnya. Jadi di sini terjadi 3 kali pemisahan
antara kernel dengan cangkang yaitu di kolom LTDS pertama, kolom LTDS kedua
kemudian di Hydrocyclone. Kernel yang kering akan ditimbun di Bulk
Silo buatan sendiri dengan kapasitas 300 ton bisa menghemat + Rp 50,-
juta lebih seperti di PT. Sago Nauli di Natal, PT.Agro Mitra Madani (Bakrie
Plantation) di Jambi, PT. Mitra Agung Sawita Sejati di Simalungun dan PT.
Sumber Jaya Indahnusa Coy di Riau. Menurut hemat kami menggunakan Hydrocyclone,
lebih baik agar pabrik kelihatan bersih dan operation costnya murah.
7. Water
Supply
Yang termasuk dalam water supply adalah
:
1. Raw
Water Treatment Plant
2. Boiler
Feed Water Treatment Plant
Pada Boiler Feed Water Treatment
Plantnya, kami akan memakai “Demin Plant” saja dan bukan “Water Softener”.
Namun seandainya air sungai mengandung
kadar silicanya (SiO2) kurang dari < 8 ppm, maka kami memakai “Water
Softener”.
Untuk transport air dari sungai sampai
ke “Clarifier” kami gunakan pipa hitam medium diameter 8 inchi. “Water Intake
Pump House”nya kami buat ponton kecil atau lanting.
8. Steam
Boiler
1 (Satu) unit ketel (Steam Boiler)
diperlukan untuk proses pabrik kelapa sawit. Ketel dengan kapasitas 20.000
kg/jam, merupakan ketel pipa air (Water Tube Boiler) dan uapnya merupakan
“Superheated Steam” dan mempunyai temperatur 260°C dan tekanan 21 kg/cm².
Pada waktu mulai mengadakan
“Pengeringan (Drying Out)”. Kami akan menggunakan Boiler lisensi dari Inggris.
9. Pembangkit
Tenaga Listrik (Generator)
1 (Satu) unit Turbin kapasitas 900 KW
dan 2 (dua) unit diesel generator set 350 KW (400 KVA) dan 200 KW
merupakan design yang kami berikan untuk start up/shut down boiler gensetnya
buatan Inggris. Turbin memakai buatan USA. Namun selama pembangunan proyek
Genset yang 200 KW akan kami pakai dahulu untuk bekerja dan setelah proyek
selesai akan dipakai untuk maintenance pabrik.
10. Pengendalian
Air Limbah (Effluent Treatment Plant)
Kami akan memasang dan menyediakan
cooling tower, pompa recirculation, surface aerator dan pipa-pipa dari PVC.
Pembuatan kolam-kolam di Effluent
Treatment seperti Anaerobic Pond dan lain-lain, serta pembuatan parit-parit.
11. Pekerjaan
Listrik
Pekerjaan listrik yang kami kerjakan
ini adalah untuk pabrik minyak kelapa sawit dengan kapasitas 30 – 60 ton
TBS/jam.
Saat ini kira-kira pekerjaan listrik
untuk pabrik kapasitas 30 – 60 ton TBS / jam
sekitar Rp. 1.900.000.000,-
(Satu Milyar Sembilan Ratus Juta Rupiah).
12. Water
Reservoir (Waduk)
Apabila sungainya kecil maka harus
dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung
air + 30.000 M3,
sehingga tidak kesulitan air. Untuk pabrik kapasitas 30 – 60 Ton TBS per jam
diperlukan + 60 m3 air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut
muat 25 hari kerja, berarti cukup menampung kebutuhan air selama 1 (satu)
bulan.
B. KAPASITAS PRODUKSI.
Dalam
proyek ini, hasil produksi maksimum yang direncanakan yaitu sebesar 45 ton TBS/jam
selama 20 jam/hari. Perhitungan hasil produksi tersebut berdasarkan pada
kapasitas produksi mesin yang di pakai yaitu :
1.
Mesin produksi CPO dan inti kelapa sawit.
Mesin yang di pakai yaitu mesin yang
berkapasitas sedang dengan daya produksi maksimal sebesar 45 ton per sekali
produksi dalam 1 jam.
Dalam proses produksi, bobot per ton buah sawit menghasilkan ± 200
kg CPO, ±150 kg inti kelapa sawit (kernel),±600 kg POME (limbah cair),±200 kg serat
dan cangkang, dan ±300 kg TKKS (janjangan). Hasil tersebut dapat meningkat
bahkan menurun sesuai jenis kelapa sawit yang di produksi.
z = bobot CPO/ton.
y = kapasitas produksi maksimal mesin produksi.
Z = hasil mesin produksi CPO maksimal/hari.
s= bobot inti kelapa sawit/ton.
S = hasil produksi inti kelapa sawit maksimal/hari.
r = bobot limbah cair /ton.
o = limbah padat janjang/ ton.
n = limbah padat cangkang/ton.
R = hasil limbah cair maksimal.
O = hasil limbah padat janjang maksimal.
N = hasil limbah serat cangkang maksimal.
Dik :
1 ton produksi = 200 kg
CPO
= 150 kg inti kelapa sawit
= 600 kg limbah cair.
= 230 kg limbah padat janjang.
= 190 kg limbah serat dan
cangkang.
a. Jadi hasil produk.
: Z = z . Y
:
Z = 0,2 . 45
: Z = 9
ton/ jam
: dalam 20 jam adalah = 9 x 20 = 180 ton
: S = s . Y
: S = 0,15 . 45
: S = 6,75 ton/jam
: dalam 20 jam adalah = 6,75 x 20 = 135 ton.
b. Hasil limbah
: R = r . Y
: R = 0,6. 45
: R = 27 ton/ jam
: dalam 20 jam adalah = 27 x 20 = 540
ton.
: O = o . Y
: O = 0,23 . 45
: O = 10,35 ton/jam
: dalam 20 jam adalah = 10,35 x 20 = 207
ton.
: N = n . Y
: N = 0,19 . 45
: N = 8,55 ton/ jam
: dalam 20 jam adalah = 8,55 x 20 = 171
ton.
Sehingga dalam satu hari (20 jam) produksi, pabrik bisa
menghasilkan antara lain :
a.
CPO (Crude
Palm Oil) = 180 ton.
b.
Inti kelapa sawit = 135 ton.
c.
Dan limbah sebesar :
·
Cair = 540 ton.
·
Padat janjang = 207 ton.
·
Padat serat dan cangkang = 171 ton.
C. PENGOLAHAN LIMBAH.
a. Limbah cair.
Pengolahan air limbah
(Effluent Treatment) adalah pengolahan limbah pabrik yang belum memenuhi
persyaratan (BOD, COD, pH, ammonia, dll). Air buangan yang masih mengandung
minyak, disalurkan ke fat-pit untuk mengutip kembali sampai batas-batas
tertentu. Usaha ini untuk memperoleh minyak sawit dan merupakan tindakan untuk
memperbaiki kualitas air limbah.
Pembusukan anaerobik,
yang sudah sangat umum dalam penanganan endapan kotoran, sama pentingnya atau
bahkan lebih berguna dalam penanganan sisa-sisa industri. Proses tersebut dapat
digunakan menurut urutannya yang normal sebagai suatu cara penanganan seperti:
1. Tangki/bak
netralisasi (Netralizing Tank).
Tangki ini dipakai
untuk menaikkan pH limbah pabrik dari 4,2 menjadi 7,0. Hal ini dilakukan pada
waktu pertama kali effluent treatment dijalankan.
2. Menara
Pendingin (Cooling tower).
Menara pendingin
dipakai untuk menurunkan suhu limbah pabrik sebelum dimasukkan ke dalam
kolam-kolam dari 70 0C menjadi 30 0C. Hal ini dilakukan
karena pada suhu 70 0C bakteri-bakteri pengurai (pembuat gas methan)
mati, sedangkan suhu optimum 40 0C. Alat ini terdiri dari menara
yang dipasang kisi-kisi dengan tujuan untuk mempercepat proses pendinginan.
Limbah dari pabrik dipompakan ke bagian atas menara pendingin dan turun
terpencar melalui kisi-kisi, sehingga terjadi penurunan suhu. Apabila pancaran
tidak merata, adakan pemeriksaan dan perbaikan pada kisi-kisi.
3. Kolam
Pembiakan/Seeding Pond.
Dipakai untuk
membiakkan bakteri yang akan bekerja di dalam anaerobik pond. Sewaktu-waktu
diberi limbah PKS sebagai makanan, dan pada waktu-waktu tertentu sebagian
diisikan ke dalam anaerobik (dengan cara over flow). Tidak seluruh limbah
melalui seeding pond. Bakteri dalam seeding pond hidup, apabila terdapat
gelembung-gelembung gas methan yang timbul. PH selalu dijaga tidak boleh lebih
kecil dari 6,5-6,8 dengan penambahan abu janjang, kapur/soda ash.
4. Kolam/Tangki
Anaerobik (Anaerobik Pond/Tank).
Pengolahan limbah PKS
yang terutama terjadi disini, dimana lemak diubah menjadi gas methan. Anaerobik
pond ini dapat menampung air limbah hasil pengolahan 600 m3/hari
selama 120 hari (lemak diubah menjadi asam organik dan selanjutnya asam organik
tersebut diubah menjadi gas methan oleh bakteri anaerob pembuat methan
(Methanobacterium Omelianskii). Untuk lebih mengaktifkan reaksi terjadinya
methan, maka cairan dari anaerobik pond belakang harus dipompakan secara kontinue
setiap hari ke dalam anaerobik muka (Recycling). Apabila bakteri dalam kolam
ini kurang aktif dari seeding pond dengan cara memompakan cairan dari dalam
kolam ini. Anaerobik ke dalam seeding pond, yang secara over flow bakteri aktif
mengalir ke dalam kolam anaerobik. Derajat kemasaman (pH) dalam kolam ini harus
dijaga minimal 6.
5. Kolam
Aerasi (Aeration Pond).
Kolam aerasi/aeration
pond dipakai untuk memperkaya oksigen dan membunuh bakteri anaerob dengan cara
menyebarkan cairan ke udara dengan mempergunakan aerator, ataupun dengan
memasukkan udara ke dalam cairan dengan menggunakan kompressor. Aerator ataupun
kompresor harus berjalan terus menerus selama 24 jam/hari.
6. Kolam
Pengendapan/Settling Pond
Kolam pengendapan
dipakai untuk mengendapkan zat-zat padat yang dikandung oleh cairan yang
berasal dari kolam aerobik. Apabila dijumpai pendangkalan akibat pengendapan
zat-zat padat, diadakan pembersihan/pengerokan.
7. Kolam
aerobik/Aerobic Pond.
Kolam ini dipakai
untuk memberikan kesempatan cairan dari kolam pengendapan untuk menyerap lebih
banyak oksigen dari udara. Kolam ini adalah kolam terakhir dalam proses air
limbah, dan dipakai untuk memberi kesempatan kepada cairan yang berasal dari
kolam pengendapan menyerap oksigen lebih banyak.
PEMBUATAN ENERGY DARI LIMBAH CAIR.
Limbah
pabrik kelapa sawit sangat melimpah. Saat ini diperkirakan jumlah limbah pabrik
kelapa sawit (PKS) di Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah cair/tahun dan
15,2 juta ton limbah padat (TKKS)/tahun. Dari limbah tersebut dapat dihasilkan kurang
lebih 90 juta m3 biogas. Jumlah ini setara dengan 187,5 milyar ton gas Elpiji.
Jumlah biogas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan gas satu milyar KK (kepala
keluarga) selama satu tahun.
Perombakan
bahan organik ini terjadi dalam kondisi tanpa oksigen (O2) yang disebut kondisi
anaerob. Secara alami proses pembentukan gas metan ini sangat lambat dan gas
yang dihasilkan juga sedikit. Untuk dapat merombak limbah PKS menjadi biogas
dalam jumlah besar, diperlukan sedikit rekayasa.
Limbah cair
ditempatkan pada tempat khusus yang disebut bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur
sedemikian rupa sehingga kondisinya optimum untuk memproduksi biogas. Dapat
pula ditambahkan mikroba-mikroba yang akan mempercepat pembentukan gas
metan.Bioreaktor ditutup rapat yang tidak memungkinkan gas metan yang
dihasilkan keluar dari bioreaktor.
Gas metan
dialirkan atau dipompa ke tangki penampungan. Gas yang sudah tertampung dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Gas metan dapat juga dimampatkan dan
dicairkan yang kemudian ditampung di tabung-tabung yang lebih kecil, seperti
layaknya tabung elpiji.
Proses
pengolahan limbah padat TKKS menjadi biogas lebih sulit dibandingkan dengan
limbah cair. TKKS adalah senyawa organik yang lebih komplek daripada limbah
cair. TKKS harus dirobak atau didekomposisi terlebih dahulu sehingga mikroba
metanogenik dapat memanfaatkannya untuk menghasilkan gas metan.
b. Limbah TKKS (janjangan).
Limbah lain yang sangat besar jumlahnya
selain limbah cair adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mencapai 230
kg dari setiap ton TBS yang diolah. Jumlah ini sangat besar dan menggunung di
pabrik-pabrik kelapa sawit. Dulu TKKS langsung dibuang tanpa dicacah terlebih
dahulu. Perlakuannya yaitu :
1.
Pengembalian ke dalam lahan sebagai bahan
organic (pengomposan).
Yaitu dengan menyebar kembali ke dalam lahan setelah
dilakukan proses pencacahan, sehingga dapat mempercepat proses pembusukan atau
dekomposisi oleh bakteri.
2.
Pembuatan media jamur konsumsi.
Yaitu TKKS dapat di gunakan sebagai media jamur yang dapat
di konsumsi seperti jamur merang, dll.
c. Limbah serat dan cangkang.
Fiber dan cangkang umumnya digunakan
sebagai bahan bakar boiler. Uap dari boiler dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik dan untuk merebus TBS sebelum diolah di dalam pabrik.
Dan cangkang dapat juga di gunakan sebagi
penutup jalan – jalan di perkebunan. Yaitu dengan cara di sebar di seluruh
jalan tanah denga tujuan jalan tidak berdebu saat kemarau dan lengket saat
musim hujan.
D. PERINCIAN INVESTASI.
1. Peralatan Produksi.
a. Table Mesin produksi .
No
|
Nama
|
Stasiun
|
Kapasitas (ton)
|
jumlah
|
Harga (USD)
|
Product
|
Spesifikasi
|
1
|
Weighbridge (tonase)
|
Penerimaan
|
30
|
1
|
160.000
|
USA
|
empat load
cell
|
2
|
Loading Ramp (tempat penimbun) 9
pintu.
|
penerimaan
|
12,5 /pintu
|
1
|
250.000
|
USA
|
Hydrolic
style
|
3
|
Sterilizer
|
Perebusan
|
9
lorry
|
2
|
150.000
x 2 = 300.000
|
USA
|
bronze
bushing dan Roller Bearing. Sterilizer akan dioperasikan secara automatic.
Dengan system automatic bisa melaksanakan perebusan triple peak
|
4
|
Lorry
|
Perebusan
|
5
|
54
|
200x
54 = 10800
|
USA
|
|
5
|
mesin penebah (Thresher)
|
penebah
|
250.000
|
USA
|
|||
6
|
unit Kempa (Screw
Press)
|
kempa
|
15
|
2
|
250.000
x 2 = 500.000
|
Malasya atau local.
|
|
7
|
mesin pelumat
(Digester)
|
kempa
|
3500
L
|
2
|
250.000
x 2 = 500.000
|
Malasya
|
|
8
|
mesin Sludge
Centrifuge
|
Pemurnian
|
3
|
150.000
X 3 = 450.000
|
USA
|
||
9
|
mesin Purifier
|
Pemurnian
|
2
|
150.000
X 2 = 300.000
|
USA
|
||
10
|
mesin pengering
Vacuum Dryer
|
pemurnian
|
1
|
500.000
|
USA
|
||
11
|
Tanki
|
Pemurnian
|
1.000.000
L/tanki
|
5
|
100.000
x 5 = 500.000
|
USA
|
1. Continuous
Settling Tank (C.S.T), 2. Sludge Oil Tank (S.O.T), 3. Hot Water Tank (H.W.T),
4. Pure Oil Tank (P.O.T), 5. Sludge Drain Tank (S.D.T)
|
12
|
Cracked mixture
|
kernel
|
300
|
1
|
300.000
|
USA
|
kernel
silo, hydrocyclone, Bulk Silo.
|
13
|
ketel (Steam
Boiler)
|
Boiler
|
20
ton/jam
|
1
|
400.000
|
England
|
|
14
|
Turbin
|
generator
|
900
KW
|
1
|
500.000
|
England
|
|
15
|
diesel generator
set
|
350
KW (400 KVA) dan 200 KW
|
2
|
100.000
x 2 = 200.000
|
England
|
||
16
|
cooling tower
|
Pengendali
limbah
|
250.000L/jam
|
1
|
250.000
|
USA
|
|
17
|
pompa recirculation
|
Pengendali
limbah
|
500.000L/jam
|
1
|
150.000
|
USA
|
|
18
|
surface aerator
|
Pengendali
limbah
|
500.000L/jam
|
1
|
150.000
|
USA
|
|
19
|
pipa-pipa dari PVC
|
Pengendali
limbah
|
1
|
100.000
|
USA
|
||
Jumlah
|
5.868.000
|
b. Perlengkapan pendukung.
No
|
Nama
|
Stasiun
|
Kapasitas
|
Jumlah
|
Harga (USD)
|
Product
|
Spesifikasi
|
1
|
Boiler
Feed Water Treatment Plant
|
Water
supply
|
100
m3/jam
|
1
|
150.000
|
Demin
Plant, Water Softener
|
|
2
|
excapator
|
Penampungan
limbah TKKS, cangkang, cair
|
5
|
25.000
x 5 = 125.000
|
HITACHI
XX300
|
Long
arm, phantom
|
|
4
|
Bulldozer
|
Penampungan
limbah cangkang & TKKS.
|
10
|
15.000
x 10 = 150.000
|
Komatshu,
chartepilar.
|
||
5
|
Traktor
|
TKKS
|
15
|
17.000
x 15 = 255.000
|
Komatshu
SS 1000
|
Dump,
roller.
|
|
6
|
Tanki
|
Penampungan
gas metan
|
100.000
L
|
5
|
10.000
x 5 = 50.000
|
||
7
|
Mesin
pompa
|
Penampungan
gas metan
|
150
KW
|
5
|
5000
x 5 = 25.000
|
USA
|
|
Jumlah
|
755.000
|
E. PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PERUSAHAAN.
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Harga crude palm oil (CPO) di dalam negeri, di BKDI (Bursa
Komoditi dan Derivatif Indonesia) ditutup menguat. Harga CPO berjangka untuk
penyerahan Februari 2012 ditutup pada level harga Rp9.430 per kilogram atau
menguat sebesar Rp90 per kilogramnya.
Sementara itu
harga kontrak olein di Bursa Berjangka Jakarta untuk pengiriman Maret 2012
ditutup pada harga Rp9.500/kg, sementara untuk kontrak April ditutup pada
Rp9.390/kg.
Informasi Pasar
Komoditi Domestik dan Internasional Bappebti menyebutkan di pasar fisik, harga
tender CPO di Astra Agro Lestari membukukan volume sebanyak 7.000 ton
dengan harga untuk paket Riau diperdagangkan pada Rp8.710/kg, sementara itu
tender CPO di KPB Nusantara untuk PTPN I diperdagangkan pada Rp8.683/Kg.
Sementara itu,
nilai penjualan inti sawit turun 61% menjadi Rp8,4 miliar dari Rp21,83 miliar
pada periode kuartal I/2012. Adapun harga jual rata-rata inti sawit anjlok 40%
menjadi Rp4.428 per kilogram dari Rp7.277 per kilogram pada periode yang sama
2012.
1. Pemasukan perusahaan.
a.
CPO.
Hasil/bulan :
180 ton x 30 = 5400 ton = 5.400.000 kg
Harga/kg :
Rp.9.390,00
Pendapatan/hari :
Rp.9.390 x 180000 = Rp.1.690.200.000,00
Pendapatan/bulan :
1.690.200.000 x 30 = Rp.50.706.000.000,00
b.
Kernel (inti).
Hasil/bulan :
135 ton x 30 = 4050 ton = 4.050.000 kg
Harga/kg :
Rp.4.428,00
Pendapatan/hari :
Rp.4.428 x 135000 = Rp.597.780.000,00
Pendapatan/bulan :
Rp.597.780.000 x 30 = Rp.17.933.400.000,00
2. Pengeluaran perusahaan.
a.
produksi
·
BBM/bulan :
50.000 L x Rp.10.000 = Rp.500.000.000,00
·
Batubara/bulan :
50.000kg x Rp.1500 = Rp.75.000.000,00
·
Pembelian sawit/bulan : Rp.2.500 x 45000 = Rp.112.500.000,00 x 30 = Rp. 3.375.000.000,00
Jumlah
=
Rp.3.950.000.000,00
3.
Biaya pekerja (karyawan)
No
|
Jabatan
|
Bidang
|
Gaji
|
Jumlah
|
Total gaji
|
1
|
Direktur
|
Rp.50.000.000,00
|
1
|
Rp.50.000.000,00
|
|
2
|
Manager
|
Operasional dan pengembangan
|
Rp.30.000.000,00
|
1
|
Rp.30.000.000,00
|
Produksi &
penanganan limbah
|
1
|
Rp.30.000.000,00
|
|||
Pemasaran
|
1
|
Rp.30.000.000,00
|
|||
Keuangan & pembukuan
|
1
|
Rp.30.000.000,00
|
|||
3
|
Staf
|
Operasional dan pengembangan
|
Rp.20.000.000,00
|
3
|
Rp.60.000.000,00
|
Produksi &
penanganan limbah
|
3
|
Rp.60.000.000,00
|
|||
Pemasaran
|
2
|
Rp.40.000.000,00
|
|||
Keuangan & pembukuan
|
1
|
Rp.20.000.000,00
|
|||
4
|
Teknisi mesin
|
Produksi
|
Rp.10.000.000,00
|
200
|
Rp.2.000.000.000,00
|
5
|
Ahli pengelolaan
limbah
|
Penanganan limbah
|
Rp. 10.000.000,00
|
150
|
Rp.1.500.000.000,00
|
6
|
Operator peralatan
|
Operasional
|
Rp.6.500.000,00
|
50
|
Rp.325.000.000,00
|
7
|
Pegawai
|
Pembukuan dan administrasi
|
Rp.5.000.000,00
|
50
|
Rp.250.000.000,00
|
Keuangan
|
Rp.7.500.000,00
|
20
|
Rp.150.000.000,00
|
||
lapangan
|
Rp.2.000.000,00
|
30
|
Rp.60.000.000,00
|
||
Keamanan
|
Rp.4.500.000,00
|
20
|
Rp.90.000.000,00
|
||
Pemasaran
|
Rp.5.000.000,00
|
50
|
Rp.250.000.000,00
|
||
Total
|
284
|
Rp.4.975.000.000,00
|
F. LABA PERUSAHAAN.
1.
Pemasukan perusahaan
CPO = Rp.50.706.000.000,00
kernel (inti) =
Rp.17.933.400.000,00
Jumlah = Rp.68.639.400.000,00
2.
Pengeluaran perusahaan.
Produksi =
Rp.3.950.000.000,00
Pembiayaan pekerja =
Rp.4.975.000.000,00
Jumlah = Rp.8.925.000.000,00
Laba bersih = Rp.68.639.400.000,00
- Rp.8.925.000.000,00 = Rp.59.714.400.000,00
G. SETRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
|
Manager produksi
& penanganan limbah
|
Manager
Operasional & pengembangan
|
Manager pemasaran
|
Manager keuangan
& administrasi
|
Pegawai pemasaran
|
Pegawai Keuangan, pembukuan dan administrasi
|
Teknisi mesin
& Ahli pengolahan limbah
|
Operator
peralatan, lapangan, dan keamanan
|
staf
|
staf
|
staf
|
staf
|
assalamualaikum, ijin save yah buat referensi, semogah tuhan membalas kebaikan saudara!!!
ReplyDeleteMateri yang sangat bagus dan bermanfaat. Disamping adanya manfaat dan keuntungan kelapa sawit, banyak juga keluhan tentang dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pada bagiam pengelolaan manakah penyebab terbesar terjadinya dampak negatif yang perlu mendapat perhatian agar pengaruhnya dapat diperkecil/ dihindari.
ReplyDeleteTerimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
ReplyDeleteSekalian Mohon ijin ya numpang iklan promosi Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.