TANAH BERKAPUR (CALCAREOUS)

Deskripsi Umum
Tanah Calcareous merupakan tanah-tanah dengan kandungan CaCO3 yang tinggi.  Tanah-tanah ini banyak dijumpai  di daerah kering (arid) dimana curah hujan tahunan kurang dari  500 mm/tahun.  Dengan semakin tingginya curah hujan, maka keberadaan CaCO3 akan berpindah ke lapisan tanah yang lebih dalam.  Pada daerah dengan curah hujan melebihi 750 – 1000 mm/th tidak dijumpai kapur (CaCO3)  di daerah perakaran tanaman.  Tanah Calcareous memiliki pH ≥ 7,2.  pH tanah yang mengandung CaCO3 dalam kondisi keseimbangan dengan CO2 atmosfer adalah 8,5.  Namun bila kandungan CO2 di atmosfer 10 kali lebih tinggi dapat menurunkan pH menjadi 7,2-7,5.  Tanah Calcareous dengan pH ≥ 7,6 berarti di dalam tanah mengandung Na atau garam yang tinggi.


Mengasamkan Tanah Calcareous
Pengasaman juga dibutuhkan untuk tanaman dengan kisaran pH optimum yang rendah yang ditanam pada tanah Calcareous.  Untuk menurunkan pH tanah, CaCO3 yang ada di dalam tanah harus dinetralisir dengan menambahkan bahan pembentuk senyawa asam.  Namun tindakan menetralsir CaCO3 untuk menurunkan pH tanah Calcareous kurang praktis.  Karena hanya sekitar 2 % dari CaCO3 dalam tanah yang dapat dinetralisir oleh bahan pembentuk asam tersebut, sehingga dibutuhkan bahan pengasaman yang banyak.  Akan tetapi pH yang dicapai hampir sama dengan pH semula karena kejenuhan basa tanah ini mencapai 100 %.  Oleh karena itu untuk menurunkan pH tanah Calcareous, penambahan bahan asam seperti serbuk belerang (So) ditujukan untuk memproduksi H+ dan Al3+, sehingga dengan sendirinya akan mengurangi besarnya kejenuhan basa dan pH tanah akan menurun.  Jumlah So yang dibutuhkan dapat diestimasi seperti perhitungan pH dan Kejenuhan Basa seperti yang telah dijelaskan di muka.  
Reaksi pengasaman tanah berlawanan dengan reaksi pengapuran tanah asam.  Terdapat beberapa bahan pembentuk asam yang dapat digunakan untuk mengasamkan antara lain :
1. So elementer 
Unsur S (belerang) merupakan bahan pengasam tanah yang efektif.  Bila So elementer diaplikasikan ke dalam tanah maka akan terjadi reaksi sebagai berikut :


Untuk setiap mol So yang diaplikasikan dan mengalami oksidasi, maka akan dihasilkan 2 mol H+, yang dapat menurunkan pH tanah.  Oksidasi So dapat terjadi secara sempurna bila dibantu oleh bakteri Thiobacillus.  Bila tanah alkalin berada di daerah yang dingin dan kering, reaksi tersebut akan berjalan lambat.  Sehingga aplikasinya dilakukan beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum tanam dengan cara disebar atau dibenamkan untuk menjadi reaksi terjadi secara sempurna.
Sulfur tersedia dalam bentuk bubuk (powder) maupun butir (granular) bahkan dapat dalam bentuk larutan.  Sulfur dalam bentuk bubuk bereaksi paling cepat, tetapi lebih sulit aplikasinya.  Sedangkan yang dalam bentuk butir reaksinya lebih lambat namun lebih mudah aplikasinya.
2.  Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) telah digunakan untuk mereklamasi tanah-tanah yang banyak mengandung Na dan B.  Pemberian asam sulfat  pada tanah ini dapat meningkatkan ketersediaan P dan unsur mikro, mengurangi volatilisasi NH3, meningkatkan penetrasi air, mengendalikan gulma spesifik dan patogen di dalam tanah.  Pengaruh H2SO4 dan perlakuan pengasaman lainnya juga terbukti meningkatkan ketersediaan hara dan meningkatkan hasil tanaman.
H2SO4 dapat ditambahkan secara langsung ke dalam tanah, tetapi dalam aplikasinya harus menggunakan peralatan yang tahan asam serta pekerja harus menggunakan pakaian khusus dengan menggunakan mesin aplikator atau juga dapat diaplikasikan bersamaan dengan pemberian air irigasi.  Kelebihan H2SO4 adalah dapat secara cepat bereaksi dengan tanah.
3. Aluminium Sulfat
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) banyak digunakan oleh para petani tanaman hias untuk mengasamkan tanah.  Senyawa ini tidak umum digunakan di bidang pertanian, namun dapat menurunkan pH tanah.  Bila Al2(SO4)3 ditambahkan ke dalam air, maka senyawa ini akan terhidrolisa menghasilkan senyawa asam seperti reaksi di bawah ini :



Senyawa lain yang dapat mengasamkan tanah adalah  besi sulfat (FeSO4).  Bila besi sulfat diaplikasikan ke dalam tanah akan bereaksi sama seperti Aluminium sulfat.

4. Ammonium Polysulfida
Senyawa ini berupa cairan dengan rumus kimia NH4Sx.  Penggunaan bahan ini bertujuan menurunkan pH tanah dan meningkatkan penetrasi air pada tanah alkalin dan salin yang teririgasi.  Bahan ini dapat diaplikasikan secara larikan dengan lebar larikan 7 – 10 cm atau dapat diaplikasikan dengan air irigasi.  Aplikasi secara larikan lebih efektif dalam hal mengatasi masalah defisiensi unsur mikro daripada yang diaplikasikan dengan air irigasi.  Senyawa Polysulfida akan terurai menjadi ammonium sulfida dan koloid So ketika diaplikasikan.  So dan S2- akan teroksidasi menjadi H2SO4.  Kalium polysulfida merupakan senyawa yang serupa juga dapat digunakan untuk tujuan ini.
Cara Aplikasi Pengasaman Tanah Dengan Pemberian Pupuk Dalam Larikan
Oleh karena tingginya kejenuhan basa pada tanah-tanah calcareous, maka biaya untuk pembelian bahan pengasaman tanah sangat besar untuk menyempurnakan reaksi netralisasi CaCO3.   Sehingga petani tidak perlu menetralisir CaCO3 secara keseluruhan dari profil tanah.  Daerah-daerah dalam profil tanah yang perlu diasamkan hanya di daerah perakaran tanaman saja, sehingga pemberian bahan pembentuk asam ini dapat dilakukan secara larikan pada tempat-tempat tertentu.  Pupuk Ammonium thiosulfat dan ammonium polyphosfat dapat mengasamkan tanah dan diaplikasikan dekat barisan tanaman, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur mikro.



No comments:

Post a Comment